Bab 83 :
Sedikit Tentang Beberapa Istana

Ada dua istilah yang membedakan pengertian tentang istana dalam bahasa Perancis. Yang pertama yalah : chateau,- Semacam kastil yang dikelilingi tembok-dinding sebagai benteng. Lalu di sekitarnya pastilah ada sungai atau aliran air yang mengurung atau membentengi istana itu. Maksudnya buat mencegah musuh tidak dengan mudah dan begitu saja masuk dan menyerang istana tersebut. Biasanya akan selalu ada jembatan-gantung atau jembatan-angkat buat jalannya ke luar-masuk istana. Lalu di atas istana itu akan selalu ada menara penjagaan, menara pengintai, yang letaknya tertinggi. Di sekitarnya ada lapangan buat balatentara, para serdadu berperang mempertahankan istana dari serbuan musuh.

Istana begini biasanya peninggalan masa lampau, sebuah puri feodal. Tempat kediaman tuantanah atau keluarga raja. Di Perancis, banyak sekali istana yang begini ini. Mungkin ada hubungannya dengan sejarah Perancis sebagai pemula revolusi burjuis demokratis di Eropa, bahkan bisa dianggap di dunia. Di mana pada masa itu banyak sekali orang-orang kaya, feodal yang bangkrut lalu menjadi pangeran-pangeran, raja-raja kecil, penguasa pertanian, peternakan dan industri rumah-tangga. Sehingga sampai sekarang ini banyak meninggalkan istana = chateau tadi itu.

Dan karena penguasa dan pemiliknya sudah bangkrut baik sebagai pemilik modal, uang maupun sebagai sejarah kebangsawanannya, maka istana itu sudah tak didiami lagi. Dan yang masih cukup mampu, masih dipelihara secukupnya dan sekuatnya. Tetapi tidak lagi berfungsi seperti dulu lagi, di mana mereka hidup sangat senang, kayaraya dan bermewah-mewah. Lalu tidak sedikit istana yang sedang, tidak sangat besar, masuk koran, diiklankan mau dijual! Ada sebatang sungai, namanya Loire, sungai Loire. Dahulu kala di sepanjang sungai itu, banyak sekali didirikan istana keluarga raja, sehingga ratusan tahun sesudah mereka bangkrut, menjadilah sebutan Les Chateaux de la Loire. Kastil - istana sepanjang sungai Loire.

Ada tersebut berita, penyanyi kondang Mikhail Jackson telah membeli sebuah istana di peluaran kota Paris. Lalu ada beberapa kapitalis Jepang juga membeli istana di Perancis.

Nama yang kedua yalah : palais. Palais des sports = istana olahraga. Palais de l*Etat = Istana Negara. Nama yang ini adalah bentuk baru, istana di zaman sekarang. Istana yang bentuk begini tidak ada yang mau dijual! Istana chateau yang pertama sampai kini masih ada yang mau dijual dan belum laku. Banyak obyek turis di Perancis yang mata-acaranya berkunjung ke beberapa istana, baik di sekitar Paris maupun di pedalaman Perancis. Istana yang paling terkenal yalah Istana Versailles, di pinggiran kota Paris. Inilah peninggalan sisa feodal Perancis sebelum Perancis menjadi Republik. Dan istana ini memang sangat indahnya, sangat bernilai sejarah dan mengandung budaya-seni yang sungguh mengagumkan. Baru saja di luarnya, di sekitar lapangan istananya, sudah sangat indahnya dengan tata-letak tanaman, taman-bunga, taman-rumput bagaikan permadani lembut-hijau. Dan begitu masuk ke dalamnya, mata dan perhatian kita jadi tambah terpesona. Banyak sekali benda-benda berharga, bernilai tak tepermanai, berseni-tinggi, ukiran, pahatan, patung, dan lukisan dan hantaran atau kado dari para raja-raja negeri lainnya di dunia ini.

Benarlah kata orang, bila datang ke Paris, tetapi tidak sempat mengunjungi Istana Versailles, maka kunjungan itu kurang lengkap, belum sempurna. Datang ke Paris, dan sempat mengunjungi Istana Versailles, Musium Louvre, keliling kota dengan mampir di bawah menara Eiffel dan gereja Notre Dame, nah, barulah kunjungan itu dapat dikatakan lengkap. Kukira ada benarnya pendapat ini.

Ketika ada kesempatan buatku berkunjung ke beberapa istana = chateau di beberapa kota, terutama kota yang terkenal dengan banyaknya chateau, yaitu TOURS, di bagian selatan Paris, kami sangat menikmati kunjungan itu. Sebelumnya ada beberapa istana yang bekas peninggalan keluarga raja, yang termasuk bisa dijual kalau ada yang berminat dan menawar. Dan kami masuki istana tersebut. Tetapi kebanyakannya biasa-biasa saja, tidak sangat menarik. Boleh dikatakan bangunan gedung-tembok-dinding dari berbagai jenis batu. Lalu ada belasan bahkan puluhan kamar-lamar besar, tetapi mungkin para raja dulu itu tidak mengutamakan keindahan, kebagusan. Hanya mengutamakan kebesaran, keluasan, tapi belum termasuk tata-estetika keindahan, kesejukan dan warna-warni yang lembut menarik.

Pernah aku berpendapat dalam isi kepala ini : istana yang pernah kulihat itu, ada beberapa yang tidak menarik. Hanya masalah besar, kukuh buatannya, banyak kamarnya, banyak cengkune ini itunya, tapi bagiku tidak menarik. Lalu kalau sekiranya aku ditawari istana itu, yang pernah kulihat tidak menarik itu, walaupun namanya istana, tetap saja aku mau milih rumah-mewah yang ada di sekitar Jakarta itu! Rumah atau istana para konglomerat, kapitalis di sekitar pinggiran kota Jakarta itu, jauh lebih bagus, lebih pandai menatanya, lebih menarik, lebih indah dan berseri.

Ada sebuah istana yang di kota TOURS, masih terawat rapi, bagus dan sangat indah. Pemandangan di sekitarnya dengan pepohonan yang ditanam dan dirawat rapi, lalu kebun-kebun sayuran, dan tebat atau aliran sungai yang memelihara ikan mas dan berjenis ikan lainnya. Lalu ada peternakan kecil di pinggiran istana itu yang masih termasuk bagian pekarangan dan halaman istana. Peternakan ayam, kambing dan itik. Masuk istana ini harus beli tiket, karcis. Sangat ramai pengunjungnya, turis dari berbagai negeri, dan istana ini bisa dimasuki dengan leluasa, bebas bertanya dan membuat foto. Lebih tampak ada suasana kerumahtanggaan, ada suasana keluarga. Hampir semua petugas yang bekerja di istana itu, adalah bekas kaum kerabat sang pangeran yang punya istana. Maka pantaslah mereka merasa memiliki dan mengemban tanggungjawab keluarganya, keluarga raja yang sudah bangkrut.

Ketika kami tanyakan secara iseng-iseng, apakah istana ini termasuk mau dijual? Petugas Kepala Rumah Tangga Istananya menjawab, dulunya memang pernah ada maksud dijual. Tetapi setelah mendapatkan cara pengelolaan baru ini, maka tidak ada lagi maksud buat dijual. Dan cara baru ini antaranya yang bisa kami lihat dan rasakan serta saksikan ini. Mengelola istana ini hanya bersandar pada penjualan tiket kunjungan saja, sangat tidak cukup. Lalu para pekerja dan petugas istana itu dibolehkan tinggal di sekitar istana dengan membangun perumahan penduduk dan pekerja istana kalangan dalam. Juga dibolehkan dan dianjurkan hidup berdikari secara kolektif, sama-sama pekerja dan petugas penjaga istana. Ada 35 orang pekerja dan petugas yang masih bertalian keluarga istana pemilik dulunya. Lalu ada belasan orang luar yang bekerja di sekitar istana. Jumlah seluruhnya sekitar 50 orang.

Mereka bekerja di bagian penjaga, petugas istana bagian dalam. Lalu yang merawat perkebunan, peternakan kecil dan bagian perawatan ikan. Sayuran dan peternakan serta perikanan hasil istana, dibagikan antara pegawai dan petugas. Dan bila berlebih, dipasarkan, dijual buat umum. Ketika kami tanyakan, lalu bagaimana pendapatan keseluruhannya itu, termasuk penjualan karcis. Katanya itupun pas-pasan, mereka dapat gaji yang cukup, tidak banyak, lebih banyak in natura, hasil alam, berupa sayuran, daging ternak dan ikan. Dan ketika kami sedang berkunjung, para petugas sedang panen anggur di sekitar istana. Anggur yang masih segar itu lalu dipress ketika itu juga buat di suling dan "diperam serta di ragi" agar sempurna menjadi anggur minuman wine. Dan betapa senangnya kami ditawari minum anggur yang masih segar itu, langsung dari mesin press-nya. Dan rasanya sangat enak, sejuk dan segar, asam-manis. Aku lebih suka minum anggur yang belum disuling dan belum menjadi wine ini.

Tampaknya dengan bekerja merawat istana keluarga secara begini, mungkin bisa menjadi contoh bagi chateaux yang lainnya. Bisa berdikari menghidupi diri sendiri secara kolektif, dan mengikis rasa feodal yang dulu zaman baheula itu. Dari sejarahnya yang menghisap orang, menghisap rakyat dan penduduk, lalu bisa menjadi orang biasa yang sama-sama bekerja wajar dan normal. Merasakan menjadi rakyat dan penduduk sama-sama cari makan dan mempertahankan hidup. Dan tak ada lagi masalah mau menjual istana, dan dapat pula memecahkan masalah pengangguran, paling tidak buat ratusan mulut dan perut kaum keluarga raja dan pangeran yang bangkrut itu. Ini namanya bisa memanfaatkan yang dulunya sejarahnya yang penuh negatif lalu membuat sejarah yang ada artinya, ada manfaatnya buat banyak orang.

Paris 27 April 2000

Daftar Isi


© Sobron Aidit. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.