Bab 60 :
NITA dan RINA — Satu

Ketika aku sampai di Paris dari Jakarta, seperti biasanya, diri ini sudah segera mau ke Resto bertemu teman-teman yang sudah hampir dua bulan ku tinggalkan. Dan di sana aku bertemu dengan Erwin. Erwin ini abangnya Rina. Rina tinggal di Holland. Rina punya anak dua laki-laki, umur 6 tahun dan 3 tahun. Yang kutahu dan pernah kudengar bahwa Rina ini sakit kulit, sakit berat, sebab sudah selama sepuluh tahun terus sakit kulit. Kedua belah tangannya kalau berjalan selalu seperti orang menadahkan tangan dan diangkat agak ke atas. Dia sangat jarang ke luar karena sakitnya ini, dan juga ada rasa malu sebab terlihat orang banyak. Jadi sakitnya banyak sekali menanggung beban, sakit phisik dan sakit psychis.

Dan di Resto itulah aku mendengar cerita Erwin, bahwa sakit Rina sudah semakin sembuh, dan Erwin melihat sendiri keadaannya, sebab dia sendiri baru pulang dari Holland. Cerita Erwin sangat membesarkan hatiku, sebab sembuhnya penyakit kulit Rina karena diobati oleh Nita. Dalam hatiku, "sudah semampu itukah Nita anakku itu?". Aku tahu dan mengikuti perkembangan "pelajaran dan amal-baktinya", tetapi apa betul sudah begitu baik hasilnya. Aku mengikuti perkembangan bagaimana dia berpuasa, mutih, tidak makan barang yang berdarah, tidak makan yang pengolahannya digoreng. Sehingga kami di rumahnya di Almere, Holland "turut puasa" juga dengan suaminya Bregas, sebab kami tidak pernah makan enak selama dia berpuasa itu. Tidak ada makanan yang digoreng, semua rebusan, dan tak ada daging atau yang berdarah. Jadi kalau kami mau makan yang agak enakan, harus bikin sendiri! Dan ini selama empatpuluh hari. Memang tidak sangat berat, tetapi bukannya ringan.

Dari tilpunnya ketika aku di Jakarta, memang dia mengatakan sedang mengobati Rina, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengatakan bahwa dia sedang berkonsentrasi dan menghimpun energi buat kesembuhan Rina. Bahkan dia mengatakan salah satu proyeknya tahun 2000 ini adalah menyembuhkan Rina dari sakit kulitnya yang sudah selama 10 tahun itu.

Rina kami kenal sejak kecilnya, karena kami sama-sama di Beijing dulu, di Tiongkok, sejak tahun 1964, di mana mereka masih kecil, Nita baru berumur satu tahun, dan Rina baru berumur beberapa tahun saja. Yang kami kenal Rina ini benar-benar anak baik, sabar, dan sangat jarang marah, dan tak pernah kami dengar dia maki-maki seperti anak-anak lain. Sesudah menjelang dewasa, Rina menjadi guru gitar anak-anak sebayanya, dan adik-adiknya termasuk Nita adalah salah seorang murid Rina dalam musik.

Rina termasuk anak pendiam, bukannya geropoh-gerapah seperti Nita yang selalu bergerak, selalu lari-lari, dan gelisah. Rina tokoh anak tenang, sejuk dan bagaikan lautan tak bergelombang. Pokoknya kami semua menyukai Rina. Mungkin faktor ini juga menjadikan Nita "agak nekat" lalu berkonsentrasi ingin menyembuhkan Rina. Nita tahu benar siapa Rina, bahkan sejak sama-sama kecilnya puluhan tahun yang lalu. Dia menjadi tak tahan hati melihat dan menyaksikan Rina, wanita dan ibu dan isteri Kamal yang begitu baik, tetapi menderita sakit kulit yang sudah selama 10 tahun. Sudah berobat ke mana-mana, tetapi tetap tidak sembuh. Dan kata para dokter bukanlah karena bakteri atau yang menular.

Banyak orang yang tak tahan hati melihat keadaan Rina. Kulitnya itu melepuh dan kedua belah tangannya itu pada waktu tertentu mengalir campuran darah dan nanah, dan sangat gatal. Betapa dia tersiksanya, menangis selama tahunan, ingin memeluk dan menggendong anaknya, tetapi dia tak punya kemampuan buat itu. Ingin mencium anaknya yang lucu-lucu, tetapi tak tekerjakan, karena sakitnya ini, hampir seluruh badan. Dia berpakaian agak lebar dan kebesaran, karena sengaja, agar kulitnya yang selalu basah berdarah campuran nanah itu tidak lengket mengenai kulitnya.

Kamal sebagai suaminya yang orang Marokko itu sangat sabar, luarbiasa. Sebab Kamal sendiri sering dicaci-makinya bahkan dilemparnya dengan sesuatu benda. Tetapi Kamal tahu benar, ketika Rina marah dan amat galak dan kejamnya itu, samasekali bukanlah Rina yang sebenarnya. Rina yang sebenarnya, ibu dari dua anaknya, bukanlah Rina yang ini, yang sedang marah dahsat begini. Inilah pendapat Kamal.

Bertahun-tahun hidup secara begini, sangat "menyakitkan perasaan Nita", yang lalu dia bersumpah pada dirinya sendiri dalam hati, agar tahun 2000 ini, sembuhkanlah Rina, wanita dan ibu dan isteri yang baik itu. Dan lagi teman sejak kecil, teman sepermainan Nita belasan tahun yang lalu, seprofesinya, sama-sama suka musik.

Rina pernah dinasehati oleh adiknya yang bernama Titin, kenapa Rina tidak bilang kepada Nita bahwa dirinya sakit kulit sudah begitu lama? Dan Titin pernah mengatakan kepada Nita bahwa kakaknya Rina sakit kulit, dan juga teman Nita yang paling akrab, Rima, pernah cerita tentang keadaan Rina ini. Sejak itulah tergerak hati Nita buat benar-benar menyembuhkan Rina.

Sebenarnya Nita mempelajari ilmu-tenaga-dalam dan setengah paranormal ini baru saja tahun lalu secara intensifnya. Tetapi karena dia ini punya bakat yang baik, dan lagi mau serta bersedia berkorban, sedia bersakit-sakit dulu, menderita dulu sebelum diisi energi, maka hasilnyapun menjadi lebih baik. Aku tahu benar, dua anakku beserta Wita, mereka punya kelebihan dalam tenaga-energi-dalam ini. Tapi Wita tidak memeliharanya. Keturunan dari pihak ibu mereka, semua punya kekuatan-dalam ini, energi-dalam yang bagaikan paranormal. Ponakanku, Aty, yang di Jakarta, sudah belasan tahun menjalani pekerjaan beginian. Dia sebagai orang-pintar, dan sudah profesional sejak menjadi amatir lebih dari 7 tahun. Tadinya kukira ilmu yang ada pada Aty akan berangsur hilang, karena "kelasnya" sekarang ini berubah. Dia dulu sebagai janda, tapi kini menjadi isteri mantan jenderal yang paling berkuasa pada masanya, boleh dikatakan orang kedua sesudah Suharto!

Ternyata setelah kutemui selama di Jakarta ini, "ilmunya" itu masih tetap baik dan berfungsi. Sehingga pada suatu kali tercetus pernyataan Pak jenderal ini kepada ajudan dan sopirnya : " ada juga ya nggak enaknya punya isteri paranormal, semua dia tahu, apa saja yang saya buat dan maksudkan, dia pada tahu semua", katanya kepada sopir.

Ketika Nita datang ke rumah Rina buat langsung menemui dan mengobatinya, Nita meneteskan airmata. Tak tahan dia. Begitu menderitanya Rina, sedangkan anaknya yang lucu itu sangat baiknya, ada dan punya semangat mengasihani ibunya, punya perasaan bahwa ibunya sedang sakit. Dan Kamal suaminya, sangat menyayangi dua anak dan isterinya. Tetapi begitu Nita masuk rumah Rina, terasa badan dan perasaannya sangat panas dan gemetar, ada sesuatu, ada masalah. Dan begitu Nita ingin memeluk teman lamanya ini, tubuh Nita gemetar dan panas sekali, gelisah.

Nita mengelilingi rumah Rina. Dan Nita mengatakan agar mencopot kaca-cermin yang banyak bergantung di atas itu. Tadinya kaca itu sebenarnya buat Rina melihat dan mengamati dua anaknya, sebab Rina sangat sulit bangkit dan berjalan. Dan semua kaca-cermin itu dicopot, Kamal sibuk menaiki tangga dan menanggalkannya. Lalu Nita mendekati Rina, dan memejamkan matanya. Sebelum itu di rumah Nita sudah berkonsentrasi, dan "mengisi energinya", sehingga begitu sampai di rumah Rina tinggal menuangkannya. Anehnya, ketika Rina mau menilpun Nita apakah jadi datang ke rumahnya, justru waktu itulah ada bel pintu rumah Rina, Nita datang. Nyatanya dua orang ini sudah saling kontak dalam perasaan,- ini cerita Rina ketika kuwawancarai.

Dan Nita mengatakan pada Rina, dengan yakin, dengan kesungguhan, bahwa Rina akan sembuh, dan Tuhan akan menolong Rina. Nita hanya sebagai kekuatan luar, yang menyampaikan pesan yang sangat, yang memohon, yang memanjatkan kepada Tuhan, dan Tuhan semoga berkenan mengembalikan Rina kepada keadaan kesehatannya. Ketika Rina menanyakan apa obat yang akan dimakan atau diminumnya, dan apa saja yang harus diperbuat Rina? Nita mengatakan, sementara ini dia belum langsung memberikan obat, karena katanya penyakit ini bukanlah masalah obat, tetapi ada kekuatan tertentu yang harus dilenyapkan. Dan, katanya yang melenyapkannya ini, pada suatu hari akan datang seseorang yang sangat pandai, sangat berpengalaman dalam "penyakitnya" ini. Ini dikatakan Nita setelah kontaknya dengan kekuatan-dalam-energinya. Dia mendapatkan bisikan-perasaan, akan datang seseorang buat langsung mengusir setan yang berdiam dalam tubuh Rina itu.

Namun demikian, kata Nita, Rina sejak waktu itu akan berangsur sembuh, semoga Tuhan merahmati. Rina sangat gembira setelah dikatakan Nita, bahwa Rina akan mendapatkan kesembuhannya. Kulitnya kembali akan bagus, licin dan dia sendiri akan cantik. Mendengar ini wajah Rina sangat gembira. Sejak kedatangan Nita, rumah itu sudah ada sedikit perubahan. Tidak sekum, sumpek seperti biasanya. Tiba-tiba saja derai tertawa Rina sudah kedengaran yang dulu tak pernah samasekali. Dan dua anaknya ini serta Kamalpun sudah "terisi" wajah gembira dan dilingkupi senyum dan tawa karena gembira. Tetapi baru suasana sekilas saja, belum menyentuh hakekat pokok.

Sejak kedatangan Nita dan setelah memenuhi anjuran agar letak rumahnya diadakan perubahan, kaca-cermin dicopot, dan beberapa barang dihindarkan, dipindahkan, lalu diganti dengan bunyian-bunyian dari kristal dan bambu serta beberapa pot bunga yang dipasang di tempat tertentu, maka rumah itu tampak lebih berseri. Kata Nita, tadinya fengshuinya sangat kacau, tidak baik. Dan sejak itulah Rina sudah terasa mendapatkan seorang pelindung, seseorang yang benar-benar yang akan mengobatinya sampai sembuh. Tetapi sekarang ini baru ada hawa dan suasana sedikit kegembiraan, tetapi samasekali bukannya penyakit itu lalu segera hilang. Yang ada yalah kegairahan kehidupan, semangat buat hidup, semangat bangkit dari kejatuhan. Tapi belum kesembuhan penyakit-kulit itu, dan kapan yang dikatakan Nita itu? Rina masih menunggunya, entah kapan, entah di mana.—

Paris 25 febr 2000,-

Daftar Isi


© Sobron Aidit. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.