Bab 54 :
SEPUTAR JAKARTA - Empat

Anak muda yang selalu membawa saya keliling Jakarta bahkan Jabotabek ini adalah keluarga saya dipihak isteri almarhum. Namanya Pongky, bekerja di bagian bank valas, valuta asing di bank Halim. Terdengar kabar Halim ini adalah keluarga salah seorang keturunan Lim dari Liem Siu Liong, orangkaya raya itu. Pongky sudah lama di bank Halim, sudah termasuk pegawai senior yang dipercayai. Maka tidaklah heran kalau dia punya mobil BMW seperti yang kami naiki ini.

Umurnya menjelang kepala tiga. Dan ibunya sudah pusing menyuruhnya agar pacaran yang benaran, yang seriuslah. Jangan pacaran sembarangan, yang lebih tua-lah, yang "cina-lah", yang hanya mau main-main doanglah! Dipesankannya juga padaku, mbok diajari si Pongky itu cari pacaran yang benaran, yang buat diperisteri yang benaran, buat hidup langgeng, buat menjadi ibu dari anak-anaknya kelak,- begitu pesannya si As padaku. Ya, kusampaikan saja, tetapi nampaknya Pongky sih masih tetap saja sebagai anak muda masa kini, mau bebas menikmati kehidupan ini. Dan aku sebagai duda-abadi yang sangat lama menikmati kehidupan kesendirian sudah membayangkan, kalau ada lagi orang lain, walaupun orang itu katakanlah pendamping luardalam, rasanya risi juga. Nah, inilah bahayanya terlalu lama hidup membujang, sendirian. Sudah terlalu lama hidup bebas, enak sendirian, lalu ada rasa egois yang besar, ada rasa tak mau berbagi! Inipun kukatakan juga kepada Pongky, jangan terlalu lama hidup sendirian. Sudah bolehlah berpikir, berencana buat bekeluarga, sebentar lagi akan berumur 30! Kalau lebih beberapa tahun lagi, nanti keenakan hidup sendirian, lalu tak ada lagi kehendak berkeluarga, dan ini tak baik! Demikian kata saya dalam "mengkhotbahinya", dan dia cengar cengir saja.

Dan kami tetap saja ketika dia libur menjalani Jakarta dan Jabotabek ini. Dan ketika itulah dia cerita banyak sekali yang bagiku hal-hal baru.

Ada sebuah jalan namanya Jalan Kunir, di bagian Kota. Gedung yang tak begitu menarik perhatian. Itulah pusat perjudian yang sangat eksklusif. Yang menghasilkan uang pajak pemasukan bertrilyun rupiah. Dilindungi oleh pemda dan pemerintah resmi. Jadi tak ada soal razzia merazzia, aman, terlindungi. Dan para pelanggan dan pengunjungnya biasa terdaftar, dapat dilacak di mana kerjanya, sebagai apa, dan apakah dia orang kaya, konglomerat atau kapitalis biasa saja. Di Gedung ini selama melakukan perjudian itu, bebas makan minum semaunya dan seenaknya, tanpa bayar. Itu sih tidak aneh, sebab mereka sudah atau akan menghabiskan paling sedikit jutaan bahkan bisa milyaran rupiah, di meja judi itu. Pemasukan pada bandar dan pihak pengelola, berkali-lipat lebih hebat.

Lalu artinya kalau hanya punya uang ratusan ribu atau jutaan dengan angka kecil, lebih baik tak usahlah ke sana, dan tokh harus menyertai catatan-catatan tertentu. Daripada akan malu-maluin, kalau mau berjudi setingkat yang lebih rendah lebih baiklah cari yang lain saja!

Sebenarnya Pongky-pun sekali-sekali juga turut berjudi yang jenisnya macam-macam. Dari turut aktive membeli saham valuta asing itupun sebenarnya tingkatnya juga judi. Dan katanya pernah kalah sampai 20 juta Rupiah, lenyap dalam sehari saja. "Tapi kan untungya tidak kau katakan pada kakek", kata saya menggodanya. "Ah, tetap saja nggak seimbang kek. Mana ada orang berjudi lebih banyak menangnya daripada kalahnya, kecuali bandarnya, atau pengelolanya sendiri yang bermodalkan harta dan jiwa". "Lho kenapa sampai jiwa segala?", kata saya. "Begini kek, pengelola judi itu sama saja dengan berdagang barangharam, termasuk mafia, tidak bisa sendirian, dan paling banyak ancamannya, paling banyak saingannya, paling banyak musuhnya. Uang itu kan bagaikan api, bagaikan darah, selalu hangat, bukan hal tenang.Coba lihat saja contohnya......."

Dan Pongky lalu bercerita banyak. Di Jakarta ada badan untuk peminjaman uang yang mau pinjam berapa saja asal benar-benar buat sesuatu, misalnya dagang, buat membuka perjudian juga, cafe, bar, usaha lainnya. Pinjam uang begini cukup mudah, tidak pakai berbelat-belit. Tetapi begitu meminjam artinya bagaimanapun sudah termasuk golongan terdaftar pada mafia, sesuatu mafia. Dan kalau tidak terbayar, atau berbohong, atau menipu atau mengkhianat, maka kepalalah agunannya, potong kepala, gorok dan habis perkara, takkan ada tuntutan. Karena sudah masuk mafia itu tadi. Yang melakukan penggorokan, potong kepala itu, pada biasanya takkan kena tuntutan apapun. Kalaupun si penuntut ngotot membawanya ke pengadilan, maka kepala salah seorang keluarganya akan segera terpisah lagi dengan badannya, entah si isterinya, ibunya atau bapaknya atau saudaranya, atau keluarga lainnya. Dan cara begini sudah ada buktinya. Jadi siapa yang mau pinjam kalau begitu jalan ceritanya.

Ingat kasus Hong Lie dan Beng Seng? Pemenggalan kepala di Jakarta atau isntruksi dari Singapura - Hongkong? Yang sampai kini tak pernah selesai. Memang ada yang ditahan di penjara, tetapi soal rahasia ketertutupan fokus-pokoknya sampai kini tidak terungkap. Yang ditangkap itu hanya pelaku kasarnya saja, tapi otak sebenarnya sampai kini tak bisa diungkap, tak terungkapkan. Ini masalah peminjaman uang yang bermilyaran rupiah dalam membuka perjudian di beberapa tempat, termasuk di Kamboja.

Hong Lie yang hidupnya tidak tenang itu, karena sudah beberapa kali melakukan hukum pancung sebagai mata-acara mafianya, ketika diwawancarai beberapa wartawan ketika di Singapura, mengatakan : "setiap pagi-pagi saya bangun, dan saya menarik nafas, saya sungguh bersukur, ternyata pagi ini saya belum mati, Tuhan masih memberikan nyawa dan nafas buat hari ini. Hal ini setiap pagi dan setiap hari saya sukuri, karena ancaman kepada saya begitu banyak, dan musuh saya begitu berjibun, saingan saya begitu nafsu buat melenyapkan saya. Bisa saja begitu saya meleng dan dalam keadaan tidur, tahu-tahu saja sebuah mata belati atau pedang atau peluru menembus kepala dan dada saya, dan kepala saya terpisah dari badan saya"-, demikian Hong Lie pernah berkata. Dan saya memang pernah mengikuti cerita itu dari beberapa suratkabar dan majalah.

Mafia yang di Jakarta ini, sudah tentu bertalian dan berhubungan dengan mafia yang di Hongkong, AS California, Singapura, yang bernama Triad itu, lalu di Jepang dengan Yakusha itu. Anggota Yakusha bila sedikit saja menipu dan tidak jujur kepada induk organisasinya akan ketahuan, sebab salah satu buku jari tangannya akan dipotong, jadi cacat yang siapapun dapat melihatnya!

Apa nama induk organisasi mafia yang di Jakarta ini? Akan sangat lebih baik tidak usah diketahui saja, kalaupun sekiranya kita tahu apa namanya, belum tentu nama yang kita sebutkan itu betul-betul bernama itu! Ini salah satu kelihaian mafia di Jakarta!

Dan ketika kami sedang asik bercerita tentang masalah kejahatan - kekerasan di Jakarta, belum ada titik-koma kalimat, tiba-tiba saja Pongky menyambar dan menunjukkan tangannya dengan keras. "Nah, lihat itu kek, itu bmw yang saya harus punyai, itu yang harus saya cari, itu dia. Kakek tahu, itulah serie nomor BMW 740, seri 7 namanya. Harganya 600 juta sampai satu M. Yang kita naiki ini sih baru seri 3, masih jauh kalahlah. Doain saya kek agar kesampaian", kata Pongky.

Dan BMW seri 7 itu memang melesat, cepat dan jalannya sangat stabil. Untung Pongky tahu diri, dia tidak berusaha mengejar dan mengebut, sebab BMW-nya baru seri 3, masih jauh kalah. Dan pernah kuingatkan : "Pong, ingat ya, saya ini harus pulang ke Paris dan anak-anak dan cucu-cucu di Holland masih menunggu saya lho Pong. Kan kau juga katanya mau ke Paris ke rumah kakek, nah ingat-ingatlah, jangan ngebut deh",- lalu Pongky mengurangi kecepatannya dari 180 menjadi kembali ke 120, dan saya mengusap dada, lepas dari ketakutan. Tidak enak hilang dari peredaran hanya karena kecelakaan gara-gara ngebut di Jakarta!

Dan kami dengan Pongky ada merasa agak risi kalau ibunya, ponakanku si As ikut dengan kami. Dan sayapun merasakan, kalau hanya kami berdua Pongky, rasanya ada dan banyak "kebebasan" walaupun perbedaan umur antara kami dengan sebutan antara cucu dan kakek, tapi banyak persamaan kehendak yang masih bisa dirundingkan, begitulah!

Paris 21 febr 2000,-

Daftar Isi


© Sobron Aidit. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.