Morison seorang photographer profesional yang telah banyak dan lama bekerja
di Afrika Selatan. Dia bekerja dan mencari obyek perfotoan di Namibia, di Zimbabwe,
di Mozambique dan di Afrika Selatan-nya sendiri. Semula dia bekerja atas kerjasama
kontrak, lalu dan terkadang secara lepasan, freelance. Tapi pekerjaan begini
sangat menjadikan dirinya bahagia, penuh dengan kegembiraan dan kesenangan,
walapun capek, lelah-letih yang bukan alang kepalang.
Baru-baru ini dia bekerja buat beberapa kantor berita dan majalah serta perfilman
dokomenter. Dan ketika dia sampai di Afrika Selatan, di sebelah utara kota Durban,
atas petunjuk temannya yang di London yang juga pernah beberapa tahun bekerja
di Afrika Selatan, agar dia menghubungi seseorang yang sangat berdedikasi tentang
lingkungan-alam, yang namanya Paul Kurkuttu, penduduk asli yang banyak tahu
tentang lingkungan. Begitulah, Morison memulai menjelaskan dan menerangkan maksud
pekerjaannya. Benarlah kata temannya yang di London itu, tak banyak dan tak
begitu menjelimet buat menjelaskannya,- Segera Paul Kurkuttu mengerti dan katanya
dia siap membantu. Persiapan yang disanggupkan Paul buat melengkapi pekerjaan
Morison benar-benar di luar dugaan Morison. Sangat perfek hampir-hampir tanpa
cacat. Paul menyiapkan tanah atau arena, atau dunia kecil bagi para aktor-aktor
yang akan dimainkan para pelakunya,- binatang-binatang.
Semula yang dikerjakan Paul, mencari jenis kodok atau katak kecil, sekecil kotak
korek api. Lalu membuat saluran air dengan bebatuan, kayu-kayu dan rerumputan,
dedaunan. Lalu hutan kecil buatan itu diselimuti dengan kawat-kasa yang lobangnya
cukup besar tetapi tidak sampai bisa jenis kodok itu bisa meloloskan diri. Lalu
dia mencari berjenis kelelawar, masuk ke dalam sebuah gua, terowongan. Beterbanganlah
ribuan jenis kelelawar itu. Dan Paul menangkapinya dengan sejenis tangguk dan
memasukkannya ke sebuah tempat yang memang sudah disediakannya. Lalu dia juga
mencari jenis kobra, ular-senduk. Dan terakhir dia juga mencari sejenis musang
yang namanya manggous. Kehebatan musang ini sangat berani bertarung dan berkelahi
mati-matian dengan ular. Bahkan tak jarang ular yang berbisa itu mati digigit
manggous. Dan perkelahian sejenis inilah yang mau diambil Morison buat keperluan
filem dokumenternya. Pendek kata Paul sudah menyiapkan hutan kecil, dengan saluran
air mengalir kedengaran gemeciknya, dan melewati bebatuan. Pohon-pohon dan semak-semak,
belukar kecil cukup baik dan dibuat strategis agar berjenis binatang bisa dan
merasa nyaman buat bersembunyi atau buat mengintai mangsa.
Masing-masing sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Morison dengan persiapan
kamera, lampu, standard penopang, filem celuloid agar tak ketinggalan waktu
yang walaupun hanya setengah menit atau beberapa detik. Sedangkan Paul sibuk
dengan persiapan berjenis binatang agar tampak terlihat alamiah, se-nature mungkin.
Agar berjenis binatang itu tidak merasa dalam kurungan dan buatan manusia. Berkali-kali
percobaan Paul melepas kelelawar agar menyambar kodok yang sedang bertengger
di ketinggian sebuah batu. Tapi tetap belum sempurna, belum ideal, dan Morison
maki-maki dirinya sendiri, karena kurang siap dengan detik waktu yang diperlukan.
Dan pada akhirnya momentum yang sangat baik dan tepat-waktu, seekor kelelawar
pas dan tepat mulutnya mau menyambar seekor kodok, mata kamera berbunyi. Mulut
kelelawar dan kodok itu berjarak sekian milimiter, masuk dalam foto yang jelas-terang
dan mengagumkan. Lalu tiba giliran perkelahian antara manggous dan kobra yang
berkepala segitiga. Ini menandakan kobra ini sangat berbisa. Manggous mengimbangi
ancaman dan keganasan kobra. Kobra itu mendenguskan mulutnya buat menyebarkan
racunnya. Tetapi manggous bagaikan seorang pendekar silat yang sangat trampil,
memainkan ekor dan mulutnya sambil berputar menghindari mulut dan cengkraman
gigi kobra. Kobra tampak keganasan dan kemarahannya. Tetapi manggous lagi-lagi
berputar mengambil ancang-ancang, dan dengan gerak tipunya yang betul-betul
mengagumkan. Barangkali dia juga tahu, begitu sampai kena cengkeraman gigi kobra,
kontan mati kena racunnya, dan lalu dilahap kobra. Dan moment ini harus direbut
manggous secara cerdik dan penuh tipuan. Manggous betul-betul bisa memainkan
gerak tipunya yang berputar-putar dan terkadang putarannya bertentangan secara
tiba-tiba membelok 180 derajat. Dan ini membikin kobra sering tertipu. Begitu
moment itu didapatkan manggous, secepat kilat manggous menerkam bagian belakang
kepala kobra. Dan babak ini kekalahan angka buat kobra. Kekuatan kobra sudah
berkurang sedikit. Rupanya buat "merebut angka" sampai kobra knock-out
betul, perlu memasukkan dribbel, swing, dan sehingga kekuatan kobra lama-lama
menjadi aus dan kelincahan manggous tak berkurang.
Pada akhirnya dengan tipuan gerak-gerik berputar itu, manggous dapat menggerus
dan menggigit bagian kepala belakang kobra, dan kobra tergeletak mati tanpa
sanggup mencengkeramkan giginya yang penuh berbisa itu. Manggous dapat menggigit
dan memakani bagian tubuh kobra yang dia mau. Tetapi manggous bukanlah kobra,
tidak pernah dia melahap habis sebagaimana kobra melahap mangsanya. Kemenangan
perkelahian itu saja cukup "membanggakan" manggous, dengan sedikit
merobek dan memakani bagian tubuh kobra. Perkelahian begini sudah sering terjadi
difilemkan secara dokumenter. Tetapi peristiwa yang direkam atas kerjasama Paul
dan Morison ini betulbetul sulit mencari cacatnya, mendekati sempurna. Juga
bagaimana seekor kelelawar yang menyambar seekor kodok yang jarak mulutnya dengan
kepala kodok hanya beberapa milimeter. Dua hasil rekaman ini sangat mempesona
bagi yang melihat dan menyaksikannya.
Semula bagian filem dokumenter BBC akan memberikan hadiah pertama pada perlombaan
pemotretan secara dokumenter dengan hasil filem Morison ini. Tetapi rupanya
Morison dengan judul filemnya " The Trial of Life"nya minta ditangguhkan
agar dia juga diperkenankan menambahkan siapa yang paling berjasa bagi pembuatan
filemnya. Dan tokh dengan berbagai tambahan adegan dan dengan montage yang baik,
semoga bisa menampilkan orang yang sangat berjasa baginya, yaitu Paul Kurkuttu.
Seorang yang sangat mengerti tentang lingkungan, seorang yang dianggap sangat
perduli dengan lingkungan alam, ekoloog. Tetapi lalu timbul perdebatan, apakah
seorang Paul Kurkuttu bisa dianggap sangat perduli dengan lingkungan alam, ekologi?
Yang padahal dia dengan aktive membantu membuat filem dokomenter Morison yang
menampilkan mangsa memangsa antara binatang. Dan bukan hanya itu, mengapa lalu
Paul Kurkuttu membuat sejenis hutan buatan hanya demi buat keperluan filem itu.
Atas keberatan pihak yang menggugat, Morison membela Kurkuttu mati-matian, malah
mendekati seperti perkelahian antara manggous dan kobra itu. Tanpa turutcampur
secara langsung dan aktive dari Paul Kurkuttu, tidak mungkin Morison akan seterkenal
dan setrampil serta semashur sekarang. Untuk itu Morison bersedia menghadapi
yang jauh lebih hebat, sampai badan PBB sekalipun.
Pembelaan Paul Kurkuttu di depan pengadilan dengan lantang mengatakan : "
Keperdulian dengan lingkungan tidak berarti lalu membiarkan segala yang liar
dan dianggap nature secara apa adanya. Tugas kita yang jauh lebih penting dan
baik, adalah melindungi, memelihara dan mendekatkan manusia dengan alam dan
dengan binatang. Tugas kita memelihara, melindungi, melestarikan alam, manusia
dan binatang, dan mendekatkannya agar ketiga unsur itu saling menyeimbangi.
Jadi sekali-kali bukanlah membiarkannya menjadi liar sebagaimana adanya dengan
cara berjalan sendiri-sendiri. Sedangkan apa yang kami kerjakan dengan pembuatan
filem itu, saya menganggapnya ada unsur ajaran pemeliharaan alam lingkungan,
pengenalan binatang dan lingkungannya. Dan yang jauh lebih penting adalah unsur
pembuatan filem secara ilmiah dan nature. Tapi tugas kita, tugas kami yalah
tetap mendekatkan ketiga unsur yang saya sebutkan di atas",-
Sejak itulah pihak BBC dan beberapa badan pembuat filem alamiah dokumenter berpihak
pada pikiran Morison dan Paul Kutkuttu. Dan Morison menambahkan filemnya yang
tadinya hanya " The Trial of Life" menjadi "The Trial of Life
and The Man Behind The Actor". Dan tetap saja filem dokumenter Morison
dan Paul Kurkurttu menadapatkan hadiah pertama dan banyak penghargaan lainnya.
Barangkali inilah contoh yang baik dan mendekati sempurna bagaimana kerjasama
yang baik itu. Dasar kerjasama yang baik tidak hanya atas dasar "sama-sama
kerja" tetapi unsur pokoknya yalah "kerjasama dan perhatian",-
Almere - HOLLAND 15 Agustus 2000,-
© Sobron Aidit.
All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.