gelegak
gerak puncak kawah magmamu:
inilah puisiku, lahar kesunyian,
awan
panas emosi, misteri kehancuran dan
kebangkitan kembali, ledakkan dirimu!,
bikin
aku hidup: hidup dalam Hidup,
aku mau hidup dalam dentum dan ledakan,
aku
mau hidup dalam kemusnahan, ledakkan dirimu!,
biar kuhirup tuntas ombak selat sunda,
biar
rekah batu-batu bimbang ke angkasa,
bangun, lebur, dan gempakan seluruh kataku,
inilah
puisiku, pijaran rasa krikil hitam rasio,
sungguh, aku telah bosan dengan perlambang beku,
imaji-imaji
kosong hampa emosi, seperti para banci
menipu kelaminnya, tidak!, aku mau tegang
yang
lebih, lebih panas, lebih gairah, lebih:
pedih, bakar!, tuntaskan tegang kelamin puisiku,
bakar
dalam lobang lahar kawah magmamu,
kutusuk gempakan seluruh hidupku, kutusuk!,
kujantankan
napas perempuan pantai pasir hitammu,
debu-debu hangus dalam patahan kalimatku,
religi
geram dalam nyala hening kepulauan,
inilah puisiku, semburan lava
menanam
kesuburan di tanah-tanah sukma,
biar dunia terbelah dalam sempit pertikaian,
merakus
benda dalam kota angka-angka,
tidak!, huruf-hurufku harus berkata, harus meledak,
harus
menghangus hasrat takut rindu kesunyian,
aku mau perlawanan!, melahar segala tenang
karena
kecut karena maut yang diperbendakan,
inilah puisiku, gelombang ritmik tanda baca,
getaran
epik irama lirik vulkanik bahasa,
ledakkan dirimu!, biar hangus hutan-hutan semantik,
biar
legam taman-taman romantik,
biar pecah kebekuan sastra: dilebur
jadi
bara, jadi nyala dalam didih magma cinta,
ledakkan dirimu!, agar puisi selalu baru: "!"
© Ahmad
Yulden Erwin. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.