HUTAN YANG MUNAFIK 

Kesaksian bagi rakyat Desa Tebu dan Rajabasa Lama

     Hutan-hutan itu munafik!
     Ribuan hektar terdiam, jadi saksi bisu sejarah kebohongan. Tanah-tanah perladangan kami dirampas, dijadikan arena bermain binatang buas. Para pemimpin kami tak jauh beda, semakin hari semakin buas: pohon-pohon pelindung rakus mereka tebangi, lalu mereka tuding kami jadi biang keladi.
     Hutan-hutan itu munafik!
     Ribuan hektar terdiam, saat kami dipaksa pergi, dari rumah dan ladang kami. "Kalian perambah hutan!" kata pemimpin kami. Lalu orang-orang beseragam hijau — dengan kuda, gajah dan senjata — datang menginjak-injak batang kopi, menginjak-injak rumah kami. Dengan wajah garang, mereka paksa kami untuk menebang pohon-pohon kopi, untuk menebang harapan kami: ya Tuhan, alangkah pedih rasa hati, bagai menikam anak sendiri.
     Hutan-hutan itu munafik!
     Ribuan hektar terdiam, ketika orang-orang berseragam dengan selempang senjata, memetiki buah-buah kopi di bekas ladang kami, menebangi pohon-pohon gaharu dan mahoni, menembaki hewan-hewan tak berdosa. Lantas dengan seenaknya, mereka jejali kami dengan penyuluhan: tentang kerusakan ekologi, tentang perlunya hutan yang lestari, dan tak lupa, pesan: jangan merambah hutan lagi.
     Hutan-hutan itu munafik!
     Karena kami, para petani yang terjajah di tanahnya sendiri, tak punya hak untuk ikut memiliki.

Daftar Isi


© Ahmad Yulden Erwin. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.