PERCAKAPAN DI KAMAR
               :dhesi


matamu mengawasi tembok kamar yang kusam. Tahun-tahun berulang menguap dari bibirmu. Sudah malam, katamu. Tentu, ucapku, tentu malam sedemikian kelam
dan ilalang tubuhku makin tinggi, merayap di setiap kalap. Sebentar lagi, kau akan cerita lagi, buku-buku tua yang mulai lusuh dan digerayangi debu. Kalimatmu bercakaran, menyobek pakaian, tentang aku yang sepi, memungut setiap impian tak terpagut

hanya sebuah ruang. Kenangan yang usang. Terus berulang di antara bayang-bayang

aku dan kamu, terpengkur. Menyimpan dendam leluhur sambil mengenang; mengapa adam begitu tergila pada hawa, juga sebaliknya

ya! Matamu tak bisa kutafsir, seperti juga kita yang menyingkir dari tubir, selalu disuguhi kitab-kitab kafir

Kedaton, Januari 2003

Daftar Isi


© Alexander Robert Nainggolan. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.