aku ingat pertama kali bertemu dengan kamu. Di saat kota begitu riuh, orang-orang
telanjang menahan isak luka sambil mengerang, tertahan di sudut-sudut kota yang
lapuk, hingga tiba-tiba saja membusuk
lalu, matamu seperti mengguratkan pena yang basah, menerjemahkan sajak-sajak luka yang lama tak terbaca, tinta hitam yang abadi, mendiamkan setiap kecengengan juga ketergesaanku yang terus gugup mengeja masa lalu
mungkin, hati ini telah lama tertambat, mengubur semua kenangan lalu perempuan yang terus mengalir, di antara sungai-sungai hitam -- kala aku begitu binal
dan, kata-kata itu, yang terlontar dari bibirmu, telah lama menghentikanku, supaya tak lagi liar, tak lagi rayap kemana-mana
aku ingat pertama kali menulis silsilah cinta denganmu. Cuaca yang serbuk,
dihujani pengap jalan yang penat. Dan telah sebegitu lama aku jatuh di pelukanmu
mengejar segala isyarat yang terus saja kukubur dari waktu ke waktu
© Alexander
Robert Nainggolan. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.