AKU MENGGAMBAR AIR MATA


Aku menggambar air mata, yang turun dari sungai matamu. Segera berubah jadi tawa renyah, senyum yang basah. Berkecipak diadu setiap belulang petualangan dipenuhi bangkai. Membusuk pada lembut belai dan genggam tangan. Serupa rinai hujan akhir tahun yang tak lengkap. Menetes, mengetuki pelayaran pilu yang senyap ombak. Sebagaimana pula kamu terendam leluhur lama, bergeliat di lumpur, ingin cepat besar dan keluar dari permainan. Tapi, hari begitu tergesa, tak lagi memberi tanda. Akan makna uliran ular tangga, di mana kau selalu bermain pada warna kanak-kanak yang ceria. Dan, pelupuk matamu telah lama membiru, mendegup di dadaku. Mengiris sengal berita yang berimpuh, jatuh penuh luruh.

Bandar Lampung, Kedaton, November-Desember 2002

Daftar Isi


© Alexander Robert Nainggolan. All rights reserved.
Hak cipta dilindungi Undang-undang.